Kamis, 21 Februari 2013

Review (resensiku) untuk buku: Dear Love


Judul : Dear Love 
menghubungi cinta-menghubungkan cinta-hubungan cinta
Image111 tulisan tentang cinta
Penerbit: Hasfa Publishing
ISBN 978-602-98386-7-1
227hlm.
Peresensi: Ade Anita
--------------
Ada perkembangan menarik dalam dunia sastra kita yang menjadi konsekuensi tidak langsung dari perkembangan tekonologi internet saat ini. Yaitu, berkembangnya  trend Flash Fiction (cerita kilat).  Sebuah sub genre dari cerita pendek. Bisa jadi trend ini berkembang sebagai penyesuaian dari tuntutan cerita pendek yang harus dibuat segar dan terkini setiap hari sebagai bukti keterjalinan pemilik blog atau akun facebook atau tweeter atau multiply seseorang dengan pengunjung dinding catatan dunia maya mereka. Keterbatasan ruang untuk mempersembahkan sebuah tulisan di tambah keterbatasan waktu pengunjung yang ingin membacanya merupakan pertimbangan berikutnya yang membuat Flash Fiction menjadi marak dipilih, lalu dibuat, dan akhirnya ikut memperkaya khazanah sastra Indonesia itu sendiri.
 Flash Fiction memang berbeda dengan cerita pendek pada umumnya.  Pada Flash Fiction segala sesuatunya ditulis dalam sebuah cerita yang amat ringkas. Jadi, jika pada cerpen biasanya mengandung 2500 s.d 20.000 karakter, maka pada Flash Fiction hanya mengandung sekitar seperbagiannya saja, yaitu kurang dari 1500 karakter.  Begitu pepat, ringkas, dan padat. Itu sebabnya  Flash Fiction dikenal dengan berbagai nama seperti postcard Fiction, minute story, fast, quick, and micro fiction. Bahkan di Cina, jenis cerita ini dikenal dengan nama cerita kantong atau cerita sepanjang puntung rokok. Karena begitu ringkas, maka penulisannya pun menjadi sesuatu yang unik. Semua kata dan kalimat yang dibuat harus diperhitungkan dengan seksama untuk menghindari penulisan yang melebihi kapasitas ketentuan pendeknya tulisan. Karena itu, kita mungkin tidak akan menemukan penggambaran karakter tokoh, apakah dia protagonis atau antagonis, juga kecil kemungkinan akan menemukan latar belakang karakter yang membentuk tokoh cerita tersebut. Selain itu, kita juga mungkin tidak akan menemukan alur perjalanan konflik dan penyelesaiannya sebagaimana halnya sering kita temui di karya-karya novel atau cerpen pada umumnya. 

 Lalu, jika kita tidak bisa menemukan penggambaran karakter yang kuat untuk membangun sebuah cerita, dan penggambaran konflik yang membuat manis sebuah cerita, apa masih nikmat membaca cerita amat pendek tersebut?

 Jawabannya ternyata: Masih.
 Ya, kita masih bisa menikmati sebuah cerita yang amat  pendek tersebut meski memang tidak bisa mengharapkan akan disuguhi jalinan emosi antara  kita sebagai pembaca dan tokoh dalam cerita yang kita baca dalam cerita tersebut (akibat cerita yang terlalu pendek).  Kita juga mungkin masih bisa mendapatkan secarik senyum, sedikit rasa kesal, dan petikan emosi lain meski dalam porsi yang sekilas-sekilas saja. Seperti menikmati guratan cahaya indah dari sebuah kilat yang menyambar langit mendung.  Sejenak tapi tetap menakjubkan. Kesan inilah yang akan kita temui dalam buku “Dear Love” terbitan Hasfa Publishing (tahun terbit 2011). Ada 111 tulisan tentang cinta dalam buku “Dear Love: menghubungi cinta, menghubungkan cinta, hubungan cinta” ini. Terbagi dalam dua bagian, yaitu bagian Cinta itu Hitam (bukan Pink) dan bagian terakhir Cinta itu bulat (bukan hati).

 Semua Flash Fiction dalam buku ini, tidak melulu bercerita tentang cinta yang cengeng atau melulu cerita cinta yang gegap gempita saja. Ternyata, ada banyak sekali wajah cinta yang harus dihadapi oleh 111 tokoh cerita dalam tulisan di buku ini. Menjadi menarik karena meskipun semua cerita diringkas menjadi padat, tapi masing-masing penulis tidak lupa untuk memberikan hiburan bagi penikmat cerita mereka dengan menyuguhkan kejutan-kejutan tak terduga di akhir cerita. Sentilan kejutan inilah yang membuat 111 Flash Fiction tentang cinta di buku ini menjadi asyik untuk dibaca. Bahkan, meski isi satu cerita  dalam buku ini akhirnya cepat berlalu  setelah kita menghirup satu sesapan kopi saja.

 Ya, ini memang buku yang cocok untuk teman minum kopi. Manis, segar, hangat. Jika masih belum puas dengan satu sesapan, bisa dilanjutkan ke sesapan berikutnya atau satu cerita lain yang tersedia di buku ini.
--------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jadi, apa pendapatmu teman?

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...