Kamis, 21 Februari 2013

Reviewku untuk sebuah iklan televisi: Bola Salju Kebaikan


Manusia itu adalah makhluk sosial. Artinya, setiap manusia tidak dapat berdiri sendiri. Masing-masing senantiasa membutuhkan orang lain dalam hidupnya, baik itu untuk melakukan komunikasi, interaksi juga berbagai macam aktifitas baik yang bersifat fisik maupun moral. Sebuah ide cemerlang yang lahir dalam benak seseorang hingga akhirnya melahirkan sebuah tindakan tertentu, muncul karena sebuah inspirasi yang dilihatnya justru setelah melihat orang lain. Bukan hanya ide cemerlang tapi juga ide untuk berbuat jahat pun, lahir justru karena sebuah inspirasi untuk berbuat jahat setelah seorang individu melihat orang lain dan menemukan celah kelemahan yang bisa diperdayanya.

Inspirasi.

Jika inspirasi kemunculannya berawal karena interaksi seorang individu dengan orang lain, lalu bagaimana perjalanan selanjutnya sehingga inspirasi tersebut bisa terbelah menjadi dua buah tindakan yang berbeda satu sama lain seratus delapan puluh derajat? Yang satu inspirasi untuk berbuat kebajikan sedangkan yang lain inspirasi untuk melakukan kejahatan? Inilah yang tampaknya ingin diangkat dalam tema iklan BNI yang baru dengan judul Ketulusan di spot iklan-iklan yang ada di televisi swasta di tanah air kita. Sudah pernah memperhatikan belum?

Awalnya, terlihat seorang anak kecil penjaja jasa menyewakan payung yang tampak menggigil kedinginan. Hujan deras mengguyur, kaki lima mulai tergenang air, lalu lintas hiruk pikuk. Seorang ibu setengah baya menggunakan jasanya. Tapi imbalan yang anak tersebut terima, bukan hanya beberapa keping uang sebagaimana yang biasa diterima oleh seorang penjaja sewa payung. Ibu setengah baya itu juga menghadiahi anak itu segelas minuman hangat di rumahnya yang tenang dan penuh kehangatan, dibalut dengan keramahan yang penuh ketulusan. Anak kecil penjaja sewa payung tersebut tentu saja senang. Kebaikan ibu setengah baya ini amat berkesan di hatinya dan akhirnya memberinya inspirasi untuk melakukan kebajikan bagi orang lain. Dalam perjalanan pulangnya, anak tersebut menemui seorang supir mobil boks yang kebingungan karena mobilnya mogok. Akhirnya, dengan penuh ketulusan anak kecil itu membantu mendorong mobil bok tersebut. Bola salju kebajikan telah mulai berputar.

Ketulusan si anak kecil yang membantu si supir mendorong mobil mogoknya hingga berhasil jalan kembali ini, meninggalkan kesan di hati si supir lalu memberinya inspirasi betapa baiknya jika dia juga dapat berbuat kebajikan dan menyenangkan hati orang lain lagi. Di tengah jalan, dia bertemu dengan seorang peternak bebek yang kesulitan mengendalikan jalan bebek-bebeknya yang berlarian hingga di tengah jalan. Maka dengan ikhlas, si supir yang mulai terinspirasi untuk berbuat baik pun membantu si peternak bebek dengan tulus dan ramah. Hal ini pun ternyata berkesan dan menimbulkan inspirasi bagi si peternak. Maka dia pun bekerja sebaik mungkin untuk merawat bebek yang diternaknya hingga melahirkan telur yang berkualitas. Mereka yang menikmati telur bebeknya pun terinspirasi untuk berbuat kebajikan. Terus…. dan bola salju kebajikan itupun terus bergulir tiada henti.

Subhanallah. Saya senang melihat spot iklan tersebut. Hingga tanpa sadar, setiap kali melihatnya bersama anak-anak saya, saya tidak lupa menerangkan pada mereka;

Lihat nak. Perhatikan bagaimana hal-hal kecil bisa membuat orang lain untuk melakukan banyak kebajikan. Berbuat baik yang tidak diiringi dengan keinginan untuk memperoleh pujian atau penghargaan, meski kecil, insya Allah memiliki nilai yang bisa membawa perubahan yang baik bagi orang lain. Dan insya Allah pahalanya akan mengalir jika dilakukan dengan penuh keikhlasan.

Tentu saja, untuk dapat senantiasa menggelindingkan bola salju kebajikan tersebut, segala sesuatunya itu harus dilandasi dengan sebuah niat yang dilandasi dengan keikhlasan. Sebuah niat yang ikhlas akan selalu menghasilkan ketulusan dalam perbuatan. Ketulusan dalam perbuatan inilah yang akan menularkan inspirasi bagi orang lain untuk melakukan kebajikan lagi.

Sampai sejauh ini, ada baiknya kita semua melihat pada cermin. Sudah pernahkah kita melakukan sebuah kebaikan dengan penuh ketulusan? Jika belum, ayo lakukan segera dan itu bisa dilakukan mulai dari hal yang paling remeh. Tidak perlu minder karena melakukan sesuatu yang kecil dan tampak remeh. Karena sesungguhnya, segala sesuatunya itu memiliki nilai tersendiri di hadapan Allah yang Maha  Bijaksana, bahkan meski kebajikan itu hanya sebesar biji sawi sekalipun.

=== Jakarta, 17 Juli 2005 (penulis: ade anita) (tulisan ini pernah dimuat di website kafemuslimah.com)
http://www.youtube.com/watch?feature=player_detailpage&v=F7FTw1z7Rxc#t=31s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jadi, apa pendapatmu teman?

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...