Manusia itu adalah makhluk sosial. Artinya,
setiap manusia tidak dapat berdiri sendiri. Masing-masing senantiasa
membutuhkan orang lain dalam hidupnya, baik itu untuk melakukan komunikasi,
interaksi juga berbagai macam aktifitas baik yang bersifat fisik maupun moral.
Sebuah ide cemerlang yang lahir dalam benak seseorang hingga akhirnya
melahirkan sebuah tindakan tertentu, muncul karena sebuah inspirasi yang
dilihatnya justru setelah melihat orang lain. Bukan hanya ide cemerlang tapi
juga ide untuk berbuat jahat pun, lahir justru karena sebuah inspirasi untuk
berbuat jahat setelah seorang individu melihat orang lain dan menemukan celah
kelemahan yang bisa diperdayanya.
Inspirasi.
Jika inspirasi kemunculannya berawal karena
interaksi seorang individu dengan orang lain, lalu bagaimana perjalanan
selanjutnya sehingga inspirasi tersebut bisa terbelah menjadi dua buah tindakan
yang berbeda satu sama lain seratus delapan puluh derajat? Yang satu inspirasi
untuk berbuat kebajikan sedangkan yang lain inspirasi untuk melakukan
kejahatan? Inilah yang tampaknya ingin diangkat dalam tema iklan BNI yang baru
dengan judul Ketulusan di spot iklan-iklan yang ada di televisi swasta di tanah
air kita. Sudah pernah memperhatikan belum?
Awalnya, terlihat seorang anak kecil
penjaja jasa menyewakan payung yang tampak menggigil kedinginan. Hujan deras
mengguyur, kaki lima
mulai tergenang air, lalu lintas hiruk pikuk. Seorang ibu setengah baya
menggunakan jasanya. Tapi imbalan yang anak tersebut terima, bukan hanya
beberapa keping uang sebagaimana yang biasa diterima oleh seorang penjaja sewa
payung. Ibu setengah baya itu juga menghadiahi anak itu segelas minuman hangat
di rumahnya yang tenang dan penuh kehangatan, dibalut dengan keramahan yang
penuh ketulusan. Anak kecil penjaja sewa payung tersebut tentu saja senang.
Kebaikan ibu setengah baya ini amat berkesan di hatinya dan akhirnya memberinya
inspirasi untuk melakukan kebajikan bagi orang lain. Dalam perjalanan
pulangnya, anak tersebut menemui seorang supir mobil boks yang kebingungan
karena mobilnya mogok. Akhirnya, dengan penuh ketulusan anak kecil itu membantu
mendorong mobil bok tersebut. Bola salju kebajikan telah mulai berputar.
Ketulusan si anak kecil yang membantu si
supir mendorong mobil mogoknya hingga berhasil jalan kembali ini, meninggalkan
kesan di hati si supir lalu memberinya inspirasi betapa baiknya jika dia juga
dapat berbuat kebajikan dan menyenangkan hati orang lain lagi. Di tengah jalan,
dia bertemu dengan seorang peternak bebek yang kesulitan mengendalikan jalan
bebek-bebeknya yang berlarian hingga di tengah jalan. Maka dengan ikhlas, si
supir yang mulai terinspirasi untuk berbuat baik pun membantu si peternak bebek
dengan tulus dan ramah. Hal ini pun ternyata berkesan dan menimbulkan inspirasi
bagi si peternak. Maka dia pun bekerja sebaik mungkin untuk merawat bebek yang
diternaknya hingga melahirkan telur yang berkualitas. Mereka yang menikmati
telur bebeknya pun terinspirasi untuk berbuat kebajikan. Terus…. dan bola salju
kebajikan itupun terus bergulir tiada henti.
Subhanallah. Saya senang melihat spot iklan
tersebut. Hingga tanpa sadar, setiap kali melihatnya bersama anak-anak saya,
saya tidak lupa menerangkan pada mereka;
Lihat nak. Perhatikan bagaimana hal-hal
kecil bisa membuat orang lain untuk melakukan banyak kebajikan. Berbuat baik
yang tidak diiringi dengan keinginan untuk memperoleh pujian atau penghargaan,
meski kecil, insya Allah memiliki nilai yang bisa membawa perubahan yang baik
bagi orang lain. Dan insya Allah pahalanya akan mengalir jika dilakukan dengan
penuh keikhlasan.
Tentu saja, untuk dapat senantiasa
menggelindingkan bola salju kebajikan tersebut, segala sesuatunya itu harus
dilandasi dengan sebuah niat yang dilandasi dengan keikhlasan. Sebuah niat yang
ikhlas akan selalu menghasilkan ketulusan dalam perbuatan. Ketulusan dalam
perbuatan inilah yang akan menularkan inspirasi bagi orang lain untuk melakukan
kebajikan lagi.
Sampai sejauh ini, ada baiknya kita semua
melihat pada cermin. Sudah pernahkah kita melakukan sebuah kebaikan dengan
penuh ketulusan? Jika belum, ayo lakukan segera dan itu bisa dilakukan mulai
dari hal yang paling remeh. Tidak perlu minder karena melakukan sesuatu yang
kecil dan tampak remeh. Karena sesungguhnya, segala sesuatunya itu memiliki
nilai tersendiri di hadapan Allah yang Maha
Bijaksana, bahkan meski kebajikan itu hanya sebesar biji sawi sekalipun.
=== Jakarta ,
17 Juli 2005 (penulis: ade anita) (tulisan ini pernah dimuat di website kafemuslimah.com)
http://www.youtube.com/watch?feature=player_detailpage&v=F7FTw1z7Rxc#t=31s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jadi, apa pendapatmu teman?