Jumat, 10 April 2015

Go Keo, No Noaki 1 (dobel Kacau!)


Judul : Go, Keo! No, Noaki! 1: Double Kacau!

Pengarang : Ary Nilandari
ISBN : 9789799108319
KPG : 901150945
Ukuran : 195 x 130 mm
Halaman : 152 halaman


Ini kebiasaan (buruk? gak tahu deh) aku nih. Sebelum membaca sebuah buku, sering mencari-cari dulu latar belakang kenapa penulis punya gagasan menulis cerita itu.
Kebetulan, di halaman belakang novel Go Keo, No Noaki, penulis (Ari Nilandari) menulis latar belakang kenapa dia punya gagasan menulis novel yang diperuntukkan untuk anak-anak tapi menurutku sih siapa saja bisa membacanya karena asli ini novel yang keren banget.


Ari Nilandari bilang, waktu masih kecil dulu, dia sering memimpikan punya kembaran. Namanya Retno kalau perempuan, dan Septian kalau lelaki. Enggak yakin 100% sama ibunya bahwa dia dilahirkan tunggal. Setelah besar, dia akhirnya percaya juga. Tapi sampai sekarang, kadang masih berpikir, siapa tahu, bakal ketemu kembaran enggak sekandung. Nah, imajinasi masa kecil seperti inilah yang menginspirasinya untuk menulis cerita buat anak-anak.

Oke. Itu semua ada di halaman paling belakang novel ini, di lembar tentang penulis.
(iya, kebiasaan aku emang begitu. Jadi, setelah selesai baca bab 1 sebuah buku novel fiksi, aku suka kasak kusuk mencari darimana ide penulis membuat cerita fiksinya. Setelah dapat, baru aku lanjut baca ke bab 2 nya. Kenapa? Karena aku senang saja melihat proses  seorang penulis dari mulai mendapatkan ilmu lalu meramu dan mengolah ceritanya hingga menjadi.... blep... novel tebal.

Nah... novel Go Keo, No Noaki ini, kabarnya mau dibuat berseri nih. Sekarang sih yang terbit baru seri 1 dan seri 2. Seri 3 dan 4 sedang menunggu untuk diterbitkan berikutnya (duh, lancarnya. enaknya). 
Buatku pribadi, luar biasa  itu dari sebuah imajinasi sederhana kok ya bisa terwujud jadi novel berseri gitu? Dan cerita di Go Keo, No Noaki ini memang bercerita tentang 2 orang anak yang baru saja bertemu. Yaitu Keo (berasal dari Jakarta) dan Noaki (dari Bandung). Keduanya langsung terkejut karna ternyata mereka berdua memiliki kemiripan fisik yang cukup besar (sampai membuat orang tua, pengasuh, teman-teman bahkan guru dan satu sekolah terheran-heran dibuatnya). Mereka berdua nih sampai melakukan sosialisasi loh pada semua teman-teman di sekolah mereka agar teman-teman tidak lagi merasa heran dan membuat mereka merasa tidak nyaman dengan aneka pertanyaan tentang kenapa mereka berdua bisa mirip padahal bukan saudara kembar satu darah? (hal. 78)

Wah. Kok bisa ya?
Enak dunk kalau bisa ketemu orang yang mirip sama kita.
Eits... jangan ngomong gitu dulu. Karena, justru di novel ini, Keo, yang mirip dengan Noaki ini, malah mendapatkan banyak masalah. 
Kok bisa?
Baca saja ya di novel ini. Keren deh novelnya. Aku yang bukan anak-anak saja suka bacanya. Tumben-tumbennya gitu baca tanpa mengantuk dan merasa bosan.

Oh ya, kenapa kok tumben-tumbennya aku dah beli ini novel meski baru dikeluarin di toko buku tanggal 9 april 2015? Karena direkomendasiin sama mentor menulisku di kelas menulis novel anak PERMEN, Dian Onassis. 

Dian bilang, novel Ari Nilandari ini keren untuk penjiwaan karakter-karakternya.
Aku bilang: iya bener.
Dian juga, bahwa novel ini kita jadi bisa belajar gimana menggiring pembaca agar bisa terus mengikuti jalan cerita yang disusun dengan asyik karena semua perpindahan scene nya halus dan gaya bahasa yang sederhana tetap memikat dan tidak membosankan.
Aku bilang: iya bener banget.

Ish... kok aku jadi ngikut pendapat Dian terus sih?
Tapi bener sih. Semua karakter tokoh di novel ini digambarkan dengan utuh oleh penulis. Jadi, kita bisa membayangkan seperti apa itu Keo, Noaki, Ajeng, Seb, Timika, Wamena, Lovely Lady, Toby Chen, bahkan Samsul pemilik sepatu bau segala.

Juga bisa membayangkan betapa tajirnya itu si Keo (gimana gak tajir kalau X-Box punya 2 set di rumah, dimana satu ditaruh di ruang bermain dan satu lagi ditaruh di kamar?... sayang gak ada kolam renang air hangat saja di rumahnya. Biasanya, kalau di film-film, mereka yang tajir itu identik dengan punya kolam renang di rumahnya hehehe. Tapi ini kan dia tinggal di daerah pegunungan, dingin kali airnya jadi suka malas berenang. Nah... makanya aku tulis di atas kolam renang aih hangat. Baca lagi deh. ish.. kenapa kita jadi ngobrol yang OOT sih?).

Okeh. Segitu aja reviewku untuk novel Go Keo, No Noaki.
Aku rekomendasiin deh novel ini. Keren. 

6 komentar:

  1. kupikir tadinya bahasa korea, ternyata bukan yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukan, ini namanya saja yang mirip nama korea ya... atau jepang... padahal sih seting dan karakternya semua asli indonesia

      Hapus
    2. bukan, ini namanya saja yang mirip nama korea ya... atau jepang... padahal sih seting dan karakternya semua asli indonesia

      Hapus
  2. hihii... #tutupmuka...

    dikutip di sini... semoga saya tidak terkesan sotoy ya mbak ade..:D

    BalasHapus
  3. saya akhirnya ketemu sama orang yang bener2 mirip saya mbak, ternyata dia sekarang sudah jadi anggota dewan aceh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. idem... saya juga pernah ketemu sama orang yang mirip saya

      Hapus

jadi, apa pendapatmu teman?

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...