Kamis, 28 Maret 2013

Hansel & Gretel: Khayalan Orang Dewasa Terhadap Dongeng Grimm





Saya amat sangat tidak mengerti bagaimana imajinasi orang dewasa dalam memahami kisah dongeng anak-anak yang dibuat oleh Brother Grimm dalam Hansel and Gretel (silahkan baca pengantar cerita Hansel and Gretel yang sudah saya tulis di postingan sebelumnya ya http://adeanita89.blogspot.com/2013/03/hansel-and-gretel-pengantar-sebelum.html.)

Dulu, waktu saya masih kecil, saya suka cerita ini. Senang dengan kecerdikan Hansel yang menebarkan batu-batu berwarna putih agar bisa kembali pulang ke rumah, sedih ketika burung-burung memakan remah-remah roti yang dia tebarkan hingga dia tidak bisa pulang ke rumah dan hanyut dengan petualangan Hansel dan Gretel untuk lari dari rumah nenek sihir yang berbentuk aneka kue dan permen. 

Setelah agak besar, mulai bingung, "Kok orang tua mereka tega ya membuang anak mereka di hutan hanya karena gak ada makanan untuk dimakan?"

Dalam perkembangannya, saya mulai mengerti. Ternyata memang terkadang orang tua dihadapkan pada dua pilihan sulit: mati berempat atau menyelamatkan sebagian. Tapi... tetap gak ketemu jawaban kenapa harus menaruh anak-anak mereka di hutan coba? Kenapa gak di pinggir emper toko biar anak-anaknya disangka pengemis dan ada yang ngasih uang receh buat beli makanan?

OKe. KIta lupakan dulu kebingungan yang saya miliki tersebut ya. 
Nah, harap diingat ya. Ketiga film Hansel dan Gretel di atas ini, sama sekali bukan film untuk anak-anak. 

Fiuh. Jujur saja, ketiganya adalah film HOROR.
Ada kekejaman disana. Ada pembunuhan. Ada sadisme. Ada nenek sihir yang amat sangat kejam dan nyata memakan daging manusia sama seperti dalam cerita Brother Grimm. Tapi, di film-film di atas, ada adegan mutilasi yang benar-benar diperlihatkan dan menurut saya itu amat sangat kejam. Sadisme. Brutal.

Saya beberapa kali memejamkan mata karena merasa mual sendiri melihat adegan demi adegan sadis dan brutal dalam film tersebut. Itu sebabnya saya enggan menulis review untuk film tersebut di atas.

Jadi: Saya merekomendasikan untuk jangan menonton film-film di atas. Mending baca buku ceritanya saja deh. Biarlah imajinasi kita berkembang sendiri dan masih terkontrol penuh kedamaian dengan membaca buku ceritanya ketimbang menonton imajinasi para sutradara yang notabene orang dewasa dalam memahami cerita Hansel dan Gretel. 

Sekian.
------------
Penulis: Ade Anita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jadi, apa pendapatmu teman?

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...