Jumat, 22 Maret 2013

Kemarau, Heat Wave, Krisis Air...Huff.


Di pesawat televisi pada berita pagi aku lihat berita tentang kebakaran hutan di Eropa akibat gelombang panas yang kini sedang menghinggapi bumi.

Di Portugal, api membakar hutan dan sudah menyala sejak senin, 11 Agustus 2003 kemarin sudah menghanguskan sekian hektar tanah perkebunan.

gambar diambil dari sini

Di Paris, malah sudah beberapa orang yang tewas akibat tidak tahan terhadap udara panas (sumber: Indosiar).
gambar diambil dari sini

Bagaimana dengan Indonesia?
Sudah beberapa hari ini, pemandangan para wanita memikul ember plastik hitam yang biasanya sering dipakai kuli bangunan untuk mengangkut semen yang sudah di aduk lazim terlihat di sekitar rumahku. 
gambar diambil dari sini

Kali ini mereka bukan mengangkut semen adukan, melainkan mengangkut air bersih. Yup. Krisis air bersih kini sudah mulai menjalar daerah di tempat tinggalku. Karena para suami bekerja di luar rumah (kantor) maka para ibu dan anak gadisnya berduyun-duyun mengangkut air di atas kepala dan pundak mereka meminta pada orang-orang berada yang belum terkena krisis air. Sumur-sumur orang-orang kecil yang berada pada golongan ekomoni lemah, memang pada umumnya sudah mulai kering. Sedangkan pada golongan ekonomi menengah ke atas, karena kekuatan mesin air mereka yang bisa menyedot hingga ke jauh ke bawah permukaan tanah belum mengalami kekeringan. Ah, sebenarnya, karena kekuatan mesin air yang terlampau kuat inilah yang mengeringkan sumur-sumur orang-orang kecil yang biasanya adalah sumur-sumur yang mengambil air di permukaan tanah saja. Meski begitu, tampaknya sudah ada kesadaran dari beberapa hotel di Jakarta untuk mulai menerapkan sistem penghematan air. Bahkan Hotel Sari Pacifik mulai mendaur ulang air bekas sabun dari para tamu dan laundry agar bisa dipakai untuk menyiram tanaman. Mentri Lingkungan Hidup sendiri, menghimbau para masyarakat untuk mendahulukan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dahulu ketimbang menyiram tanaman (sumber: Republika). 

Sebenarnya, musim kemarau kali ini sudah diperhitungkan oleh banyak orang dan sesungguhnya, ini memang gilirannya musim panas hingga Oktober mendatang. Tentu kalian masih ingat pelajaran Geografi kala sekolah dulu, yang mengatakan bahwa bulan yang berakhiran "ber" adalah musim hujan, yang berlangsung sejak Oktober hingga April. Yang membedakan musim kemarau kali ini dengan musim kemarau beberapa tahun yang lalu adalah, terlalu cepatnya datang krisis air bersih. 

Bumi itu bulat. Itu pengetahuan yang kita peroleh dahulu dari IPA. Permukaan Bumi juga dipenuhi oleh lebih kurang 70% air dan proses atau siklus perjalanan air itu tidak pernah lari ke planet-planet lain. Dari laut, air menguap ke atas membentuk awan, lalu terbawa ke daratan oleh angin hingga sampai di lereng-lereng gunung, udara yang berubah antara lautan dan dataran tinggi membuat air yang berkumpul di awan itu turun menjadi hujan. Hujan berkumpul di sungai-sungai, mengalir terus hingga kembali lagi ke laut. Artinya, air yang menjadi bagian terbesar dari permukaan bumi ini tidak lari kemara-mana. Tapi mengapa kita kekurangan air? Jawabnya satu, karena ulah manusia sendiri yang tidak pernah mau berterima kasih atas apa yang dimiliki dan tidak bijaksana dalam mengelola apa yang dimiliki tersebut. 

Sungai yang seharusnya bisa dipakai untuk kemaslahatan orang banyak, tercemari oleh berbagai macam limbah, mulai dari limbah pabrik hingga limbah rumah tangga. Coba, mana ada sungai di kota-kota yang masih berair jernih? Jalan-jalan untuk sungaipun dengan seenaknya dikurangi dan terpaksa harus mengalah untuk pemukiman. Belum lagi tanaman hijau dan lahan luas tempat air masuk ke dalam tanah yang tertutupi (ini belum termasuk hutan yang terbabat loh). Jadi jangan heran, keseimbangan yang terjadi sekarang ini dalam siklus air di permukaan bumi ini sudah berubah. Jika musim kemarau, krisis air bersih dan kekeringan melanda di mana-mana, sedangkan di musim hujan, siap-siap menggulung celana panjang dan kasur karena banjir pasti melanda.

Lalu, kapan kita semua mulai berubah sikap yah dalam memperlakukan keadilan pada alam sekitar kita? 

"Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menciptakan langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit., Dan Dia Maha Mengetahu segala sesuatu."(Qs 2:29)

"Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?"(Qs 67:3)

"Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ( ke jalan yang benar)."(Qs 30:40-41)

--------------14 agustus 2003--------(ade anita)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jadi, apa pendapatmu teman?

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...