Pernahkah kau mengalami tiba-tiba ada yang hilang dalam hidupmu? Seperti aroma-aroma yang melekat kuat dalam ingatanmu, tapi kau tak bisa menemukan di mana wujudnya?.... Begitu pun aku, perjalanan panjang yang kualami, membuat terlalu banyak aroma dan peristiwa yang menumpuk-numpuk dalam ingatanku. Bercampur, kabur, lalu pelan-pelan hilang. Tapi, di antara semua hal itu, aku tak pernah bisa melupakan Lon. Lon yang menghilang di gelap malam. Lon yang tak pernah kembali saat matahari terbit lagi. Lon yang tak kutemui bahkan hingga bunga kopi berguguran berkali-kali.
Kutipan cerita di atas adalah kutipan dari bab yang aku suka
daria novel ini. Yaitu bab terakhir, Epilog dengan judul ROYO. Ketika pertama
kali membaca bab ini, tanpa terasa ada sebuah rasa yang menggigit-gigit hatiku
dan sesuatu yang menggenang di pelupuk mataku. Ya. Aku tersentuh dengan
ungkapan perasaan Royo terhadap Lon. Menerbitkan rasa haru dan lupa bahwa
keduanya adalah anjing.
Ada empat tokoh central dalam novel ini, dua diperankan oleh
manusia dan dua diperankan oleh anjing. Keempatnya saling terhubung dan saling
mencintai tapi akhirnya terpisah karena referendum yang terjadi di Timor Timur
dahulu membuat mereka berempat harus terpisah. Marsela dan Lon, mengikuti
pilihan ayahnya, Mario, untuk memilih Indonesia dan tinggal di wilayah
Indonesia. Sedangkan Juanitio dan Royo, mengikuti pilihan keluarganya untuk
memilih Timor Leste dan memilih untuk tinggal di Timor Leste pasca referendum. Di tengah-tengah ke empat tokoh central tersebut, ada tokoh-tokoh lain yang ikut memberi warna tersendiri pada jalan cerita ke empat tokoh di atas, yaitu muncul Randu, dan seorang perempuan portugis yang dekat dengan Juanito. Serta kehadiran sahabat-sahabat Marsela dan Juanito yang kehadirannya tidak bisa dianggap remeh sama sekali.
Novel ini bukan novel sejarah yang mencatat tentang
peristiwa referendum itu sendiri. Tapi merupakan novel romance dimana peristiwa
referendum itu hanyalah sebuah alasan ketika sebuah perpisahan harus terjadi.
Bahkan meski Marsela dan Juanito saling mencintai satu sama lain sejak mereka
masih kecil dan hidup bertetangga, tetap saja perpisahan itu terjadi. Bahkan,
meski kedua keluarga yang saling bertetangga itu hidup rukun dan damai
sekalipun sebelum referendum, tetap saja keduanya mengalami perpisahan.
Aku (ade anita) sudah ingin membaca novel ini jauh sebelum
novel ini terbit dalam judul Always Be in Your Heart, yaitu masih dengan judul
aslinya, Viajen, Pulang ke Hatimu; karena sebuah pernyataan dari juri lomba yang
dirilis tidak lama setelah pengumuman pemenang lomba novel romance Qanita 2012.
"'Viajen'
merupakan jenis naskah yang memiliki keindahan bahasa tulis yang tinggi.
Apalagi mengangkat setting Timor.
Ceritanya pun romantis." (Benny Rhamdany, dalam http://www.mizanmag.com/denyut/inilah-kata-para-juri-tentang-lomba-novel-romance-qanita-2012.html#.Ug2pd5LI2cY)
Soal romantis, rasanya tidak perlu diragukan lagi. Penulis,
yang kebetulan aku kenal orangnya, memang seorang figur yang lembut dan humble.
Juga seorang penyayang binatang. Spesialisasinya sebenarnya menulis Fabel. Itu
sebabnya gaya dia ketika menceritakan Royo Dan Lon dalam novel ini benar-benar
halus dan dalam. Tidak terasa bahwa yang dia ceritakan itu diambil dari sudut
pandang binatang.
Always Be In Your Heart sendiri adalah kisah romantis antara
Marsela dan Juanito, yang bersahabat akrab sejak masih kecil. Mereka tumbuh
bersama, dan ketika masa puber tiba, mereka tahu bahwa satu sama lain sudah
saling jatuh cinta. Lalu seiring dengan bertambahnya usia mereka, rasa cinta
itupun kian kuat hingga mereka sepakat untuk menikah. Sayangnya, sebelum
rencana pernikahan ini terjadi, konflik yang berkepanjangan di Timor Timur
menggiring ke arah Referendum di zaman pemerintahan Presiden BJ Habibie dan
kedua belah pihak keluarga inipun terpecah dan berpencar.
Meski sudah terpisah, Marsela ternyata tidak bisa melupakan
cintanya pada Juanito dan begitu juga sebaliknya. Hal yang sama terjadi juga
pada kedua anjing mereka, Lon dan Royo yang dipungut Juanito dan dibagi dua
satu untuk dirawat dirinya dan satu lagi dirawat oleh Marsela. Apakah keduanya
akan bersatu lagi? Kalian sudah bisa menebaknya pasti. Jadi, aku tidak akan
memfokuskan pada akhir ceritanya. Tapi aku amat merekomendasikan buku ini jika
kalian ingin memanjakan mata kalian dengan tuturan kalimat yang lembut dan
tenang dan bahasa yang indah. Indah dalam arti sederhana, mudah dimengerti tapi
artinya dalam dan diksinya menarik. Bukan bahasa indah dalam arti punya
kerumitan tata bahasa dan pilihan kata yang tidak biasa. Dan jagoan saya adalah
bab terakhir, Epilog Royo. Duh, tuturan bahasa di epilog ini asli indah dan
keren sekali. Bisa menggelitik hati. Membuatnya berdebar lalu menangis haru.
Satu-satunya kekurangan di novel ini adalah, mungkin karena
penulisnya adalah penulis muda yang tidak begitu paham bagaimana kondisi di
Timor Timur sebelum referendum dahulu. Penulis tidak tahu bahwa Timor Timur itu
tidak pernah terlibat dalam perang merebut kemerdekaan bersama rakyat Indonesia
lainnya. Timor Timur baru bergabung dengan Indonesia tahun 1976 karena sudah tidak
tahan terus menerus mengalami situasi perang saudara di daerahnya sendiri
hingga memilih bergabung dengan Indonesia karena berharap pemerintah Indonesia
bisa melindungi mereka dari perang saudara tersebut. Itu sebabnya, ada satu
lembar tulisan di buku ini yang saya garis bawahi sebagai sesuatu yang mungkin
tercampur-campur dalam ingatan penulisnya tentang sejarah dan menjadi rancu
jika dihubungkan dengan referendum.
Sesungguhnya, Marsela
ingin mengatakan hatinya tidak sedang baik-baik saja. Dia tahu pasti pilihan
ayahnya. Dia juga tahu pilihan keluarga Juanito. Bagi ayahnya, sampai kapan pun
merah putih adalah pilihannya. Kakeknya dan kakek buyutnya adalah pahlawan yang
ikut berperang melawan penjajah. Tak perlu alasan lain bagi lelaki itu untuk
cintanya pada Indonesia. Dia hanya ingin menghargai jasa-jasa leluhurnya. Semntara
bagi Juanito, tanah ini adalah kelahirannya. Sampai kapan pun dia ingin di
sini, membangun impiannya memajukan para petani kopi dan sekaligus ingin
mempunyai pabrik pengolahan yang bisa mengekspor ke luar negeri. (hal 70)
Tapi, kekurangan itu segera tertutupi oleh jalinan cerita
yang benar-benar memikat. Romantis abis. Tapi tetap sopan dan santun.
"Aku jadi penasaran, setampan apa Juanito-mu itu? Hingga lelaki seperti Randu tak bisa mengusik hatimu?" Itu pertanyaan usil Yoanika suatu hari. Yang dijawab Marsela hanya dengan senyuman. Setampan apa? Apakah cinta adalah ukuran ketampanan dan kecantikan? Ataukah ketampanan dan kecantikan adalah ukuran cinta? Marsela tersenyum. (hal 173)
"Tuhan menitipkanmu pada Apa'. Tapi tidak setiap saat Apa' bia awasimu. Jadi, kamu ingat selalu pesan Apa'. Kamu boleh berteman dengan siapa saja, tapi kamu tak boleh membiarkan seorang pun menyentuhmu. Meski itu hanya tanganmu. Tidak juga Juanito! Dirimu adalah harta untukmu, maka kamu jaga baik-baik harta itu." (hal.26)
Ah. Novel ini benar-benar rekomendasi deh (bahkan untuk bisa
cepat-cepat menulis resensinya saja setelah membaca tuntas novel ini aku masih
dilanda haru karena suka banget dengan isi cerita dan tutur bahasa novel ini
loh).
Judul buku: Always Be In Your Heart, Pulang Ke Hatimu
Penulis: Shabrina WS
Penerbit: Qanita (PT Mizan Pustaka)
Keterangan tambahan: Pemenang ketiga Lomba Penulisan Romance Qanita
Sudah lama pengen beli tapi belum terbeli juga :D
BalasHapusBtw, aku kalo ada yang aku suka dari buku yang aku baca, aku lebih suka menandai atau menggarisi kalimat-kalimat yang aku suka dengan stabilo. Jadi buku yang kusuka kadang suka warna-wan, xixixii....
hehehe sami mawin kalo gitu ama aku eky. keren kok bukunya. gak rugi belinya
Hapuserima kasih resensinya mbak
BalasHapusWah, De.. Lengkap bget y... InsyaAllah kubeli n kubaca. Txs.
BalasHapusWah, De.. Lengkap bget y... InsyaAllah kubeli n kubaca. Txs.
BalasHapusudah lama masuk wishlist tp blum kebeli aja.. baca review mba jd mkn menjadi2 pengennya :D
BalasHapusklo saya, nanda2in buku yg lg direview pake post it mba..
ugh.. amat rekomended deh... nggak nyesel beli buku ini insya Allah
HapusMbak Shabrina emang keren. Kapan ya kira2 novel ini dibikin lomba resensi
BalasHapusnggak tau..
Hapusuwaaa pengen beli, tapi disini nggak ada. Ke Gramedia jauh banget.
BalasHapusU mupeng bukunya
pesen online aja
Hapusjd pengen bacaaaa :)
BalasHapusiya baca aja buku ini.. keren kok
HapusTQU aq suka banget krn kisah ini jga prnh ku alami..amazing..
BalasHapus