Kamis, 13 Maret 2014

Catatan DodoL Calon Dokter yang Menghibur

Dah lama aku nggak nulis review buku. Nah, kali ini aku mau nulis review salah satu buku yang aku suka. Belinya tahun lalu, tapi karena kesibukan wara wiri akhirnya dia ketumpuk dengan buku-buku baru yang terus berdatangan dan akhirnya nyaris terlupakan. Padahal sudah sempat baca cerita pertama aku dulu dan suka. Eh... malah kelupaan untuk meneruskannya. Alhamdulillah ketka bebenah buku kemarin untuk dikardusin, aku menemukan buku ini lagi. Jadi, nerusin lagi deh bacaan yang tertunda ini.
Ini, buku yang isinya ringan bangetttt. Nyaris mirip baca blog seseorang tapi ini versi cetaknya saking ringannya. Asyiknya adalah, semua kisahnya masuk akal dan tidak dipaksakan. Lalu informasi-informasi yang (ternyata ada juga) disisipkan dengan halus sehingga tidak mengganggu catatan keseluruhan yang disetting untuk tampil lucu dan menghibur.


Aku suka jenis buku seperti ini. Dan selalu berharap suatu hari nanti aku bisa juga menulis seperti ini. Aamiin. Doakan saja ya.

Catatan Dodok Calon Dokter yang disingkat menjadi CADO-CADO ini seluruhnya berisi 9 bagian. Tiap bagian berisi beberapa catatan keseharian yang dialami oleh penulis (yaitu Ferdiva Hamzah, seorang dokter mata) ketika dia menjalani kehidupan sebagai seorang KO-AS.

KO-AS alias co-ass itu artinya asisten dokter, dia merupakan kepaniteraan klinik yaitu pendidikan lanjutan untuk mahasiswa kedokteran yang ingin mencapai gelar dokter umum (hal v, bagian pengantar). Jadi, para sarjana kedokteran yang telah mempelajari teori dan praktikum di kampus selama delapan semester dan diwisuda hingga menjadi gelar Sarjana kedokteran, belum boleh praktek sebelum mereka melanjutkan ko-ass dulu sampai tamat. Setelah mereka menyelesaikan tugas Ko-ass ini barulah mereka bisa mendapatkan ijin praktek dan baru deh bisa praktek. Nah, kisah-kisah para sarjana kedokteran yang harus menjalani pekerjaan sebagai ko-ass inilah yang ternyata banyak hal-hal konyolnya.

Aku terhibur membaca kekonyolan ko-ass ini. Mungkin karena selama ini, bayanganku tentang profesi dokter itu adalah orang yang cukup pandai. Jadi, asli ngakak pas tahu ada ko-ass yang tidak bisa berbahasa Inggris. Lucu aja.... karena selama ini kan buku-buku referensi yang mereka baca pastinya banyak yang berbahasa asing kan? Jadi.... lucu saja ketika tahu ada ko-ass yang menyebut kata Pizza dengan fitsa,  atau menyebut kata 'voucher' dengan 'future". hehehe.... (kebayang aja kalo dia ngomong lagi butuh 'voucher' di depan orang arab, bisa-bisa disangka lagi butuh 'futur" alias ingin menjauh dari nilai ke-Tuhanan. hahahaha.... bakalan abis tuh orang dinasehatin ma si Arab).

Dan pavoritku ketika para calon dokter ini panik harus cepat-cepat sampai di laboratorium dengan menggunakan ambulan tapi sirine ambulannya mati. Astaga. Mereka dengan noraknya menirukan suara Sirine dengan mulut!.. hahahahahha.... gokil banget.

Jadi... kalau lagi stress dan mumet dan bete, baca deh buku ini. Isinya ringan dan amat menghibur. Lebih lucu daripada buku yang ditulis oleh komedian berkulit putih itu malahan (hehehe, gak boleh sebut nama ya katanya? Gak sopan... hahahaha. Soalnya buku yang ditulis oleh komedian berkulit putih itu asli gak lucu sama sekali).




3 komentar:

  1. kalau calon dokternya konyol gitu gimana kalau udah jadi dokter ya

    BalasHapus
  2. asyikkkk... pasti menyenangkan punya dokter yang rileks dan gak bikin tegang menurutku.

    BalasHapus
  3. oh ini buku lucu ya kak ? ada lagi sih catatan ko-ass by falla adinda, blm selesai baca.
    pingin nulis review gini tapi masih belum pernah.
    Ohya sudah punya buku sendiri ya sekarang ? alhamdulilah jadi keinginannya yang itu terkabul dong hehehee

    BalasHapus

jadi, apa pendapatmu teman?

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...