Sabtu, 05 Oktober 2013

Cerita Bagaimana Cara Mudah Untuk Move On

#31haribikinresensi hari ke 3
Mari kita jujur melihat diri kita sendiri. Karena hanya jika kita mau jujur dalam melihat diri kita sendirilah maka kita akan menyadari bahwa sebenarnya ada 4 hal yang kita miliki. Ke empatnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam diri kita. Masing-masing senantiasa mencoba untuk tampil menonjol dan kemudian mengendalikan diri kita dalam melakukan berbagai macam hal.


Menurut Spencer Johnson, M.D; empat hal yang terdapat dalam setiap diri manusia dan menjadi bagian yang saling berinteraksi dan berusaha untuk mempengaruhi kehidupan kita, digambarkannya sebagai dua (2) ekor tikus yang lucu serta dua (2) kurcaci. Mereka adalah Sniff, Scurry, Hem dan Haw.

Yup. Ini adalah cerita Spencer Johnson tentang perjalanan para tikus dalam sebuah labirin untuk mendapatkan dan memiliki sebuah keju, dalam cerita "Who Moved My Cheese". Ini adalah salah satu buku yang saya amat rekomendasikan untuk dimiliki, setidaknya dibaca oleh siapa saja yang ingin mengetahui bagaimana menyikapi perubahan dalam hidup dan memenangkannya.

Saya membaca buku ini sudah lama sekali dan langsung memutuskan bahwa ini adalah salah satu buku pavorit saya. Aslinya, cerita tentang Cheese (Who Moved My Cheese) telah dicetak selama satu juta Copy dalam waktu enam belas bulan pertama dan lebih dari sepuluh juta eksemplar pada dua tahun berikutnya (asli bikin aku mupeng... seandainya saja bukuku seperti ini nasibnya.. duh, semoga ya Allah. Aamiin).
Sebelum kita mulai membaca cerita ini, maka Spencer memberi penjelasan tentang sifat-sifat yang dimiliki oleh ke empat tokoh utama dalam cerita tentang Cheese-nya.

Sniff. Sniff adalah tikus yang mampu mencium perubahan terlebih dahulu.
Scurry. Scurry adalah tikus yang mampu bertindak dengan segera.
Hem. Hem adalah kurcaci yang menyangkal dan menolak perubahan karena takut nantinya akan mengarah pada keadaan yang lebih buruk.
Haw. Yang baru beradaptasi saat ia melihat perubahan dapat mengarah pada sesuatu yang lebih baik.

Ke empat makhluk ini hidup dalam sebuah labirin. Setiap hari, tikus dan kurcaci itu menghabiskan waktu mereka di dalam labirin mencari cheese kegemaran mereka. Tikus-tikus itu, Sniff dan Scurry, memiliki otak yang sederhana dan naluri yang baik untuk mencari Cheese berlubang yang mereka sukai, seperti yang dilakukan oleh tikus lainnya.

Sedangkan kedua kurcaci, Hem dan Haw menggunakan otak mereka yang rumit, yang diisi oleh banyak kepercayaan-kepercayaan dan emosi, untuk mencari cheese yang berbeda-bea -Cheese dengan C besar. Yang mereka percaya akan membuat mereka merasa gembira dan sukses.

Sekalipun para tikus dan kurcaci itu berbeda sama sekali, mereka mempunyai kesamaan; setiap pagi, mereka mengenakan pakaian jogging dan sepatu lari, meninggalkan rumah kecil mereka dan berlomba menuju Labirin untuk mencari cheese kegemaran mereka.

Labirin tersebut terdiri atas lorong-lorong panjang dan memang di beberapa tempat terdapat cheese yang lezat. Namun ada pula sudut-sudut gelap dan jalan tak bertuan  yang mengarah pada sesuatu yang tak pasti. Akan mudah bagi siapa pun tersesat di sana.

Sementara itu, bagi siapa yang telah menemukan jalan, Labirin itu memiliki rahasia-rahasia yang dapat membuat hidup mereka menjadi lebih baik.

Para tikus, Sniff dan Scurry, menggunakan metode trial dan error untuk menemukan cheese. Mereka berlari ke sebuah lorong, dan apabila kosong, mereka berbalik dan mencari lorong lain. Mereka mengingat lorong mana yang tidak menyimpan cheese dan dengan cepat pindah ke daerah lain. Sniff akan mengendus mencari jejak Cheese dengan menggunakan penciumannya yang tajam dan  Scurry akan langsung berlari. Mereka sering tersesat, sering mereka berlari ke arah yang salah dan sering  menabrak tembok. Namun setelah itu mereka akan menemukan arah yang tepat.

Sedangkan para kurcaci, Hem dan Haw juga menggunakan kemampuan mereka untuk berpikir dan belajar dari pengalaman mereka. Namun mereka bergantung pada otak mereka yang kompleks untuk mengembangkan metode yang lebih hebat dalam menemukan Cheese. Kadangkala mereka berhasil, namun di lain waktu kepercayaan dan emosi manusiawi mereka yang kuat mengambil alih dan mengaburkan cara mereka melihat permasalahan. Ini membuat hidup di dalam Labirin menjadi lebih rumit dan menantang.

Ke empat makhluk ini akhirnya tahu bahwa Cheese yang mereka cari itu sebenarnya ada di lorong Cheese Station C. Akhirnya, mereka berempat pun kompak mendatangi Cheese Station C. Para tikus setiap pagi selalu datang dan mereka selalu mengendus, mencakar dan dan memperhatikan perubahan yang terjadi. Itu sebabnya ketika persediaan keju di Cheese Station C kian menipis dan lalu habis, para tikus sudah mengetahuinya. Mereka segera mengendus tempat lain dan mulai mencari lagi lorong yang menyediakan keju.

Sedangkan para kurcaci, ketika melihat ada banyak sekali keju, mereka mulai merasa bahwa mereka tidak perlu lagi bekerja keras mencari keju. Mereka pun menjadi lebih santai, lebih lambat tiap paginya dalam perjalanan mencari tikus karena mereka amat yakin bahwa keju yang ada di station C itu tidak akan pernah habis. Itu sebabnya para kurcaci ini menjadi amat terkejut ketika suatu pagi mendapati bahwa Cheese Station C ternyata habis. Mereka berdua benar-benar tidak siap menerima keadaan ini. Mereka panik, meratap dan terus memikirkan kenapa bisa habis kejunya. Mereka pulang ke rumah dalam kondisi marah dan kesal. Besoknya setelah mereka pulang ke rumah dalam keadaan perut yang lapar, mereka datang lagi ke Cheese Station C dan ternyata di sana tetap saja tidak ada keju sama sekali. Akhirnya mereka mulai marah dan berprasangka buruk. "Mengapa mereka melakukannya terhadapku?".. "Apa yang sebenarnya terjadi di sini?"

Setelah lama kelaparan, akhirnya Hem dan Haw mulai menyadari bahwa rekan mereka, Sniff dan Scurry ternyata tidak pernah terlihat lagi datang ke Cheese Station C.

"Ngomong-ngomong, dimana Sniff dan Scurry? Apa mereka tahu sesuatu yang tidak kita ketahui?"Hem berkata sinis, "Apa yang mereka ketahui?"Hem melanjutkan, "Mereka cuma tikus. Mereka bereaksi atas apa yang terjadi. Kita kurcaci. Kita lebih pandai daripada tikus. Kita harus dapat mengetahui apa yang terjadi. ""Aku tahu kita lebih pandai," kata Haw, "tapi tampaknya kita tidak bertindak dengan lebih pintar saat ini. Segalanya telah berubah, Hem. Mungkin kita perlu berubah dan melakukan hal yang berbeda.""Mengapa kita harus berubah?" tanya Hem. "kita adalah kurcaci. Kita berbeda. Semua ini seharusnya tidak terjadi pada kita. Atau jika memang berubah, kita seharusnya mendapatkan keuntungan darinya.""Mengapa kita harus mendapatkan keuntungan?" tanya Haw."Karena kita berhak." Kata Hem tegas."Berhak atas apa?" Haw ingin tahu. (hal 23-24)

Tuh. Dialog di atas jujur nih, aku jadi ingat diri kita sendiri yang sering terlalu merasa nyaman dengan kondisi yang sekarang hingga akhirnya lupa bahwa semua yang kita miliki saat ini sebenarnya tidak akan berlangsung selamanya.

Pendek kata, akhirnya Hem dan Haw pun mengikuti jejak Sniff dan Scurry untuk segera bergerak mencari keju baru karena perut mereka kian lapar.

"Kadang-kadang, Hem, semuanya berubah dan tidak akan pernah sama lagi. Ini sama seperti yang terjadi dulu. Inilah hidup! Hidup terus bergerak. Dan begitu pula kita seharusnya." (hal 31)

Tentu saja bergerak melakukan sebuah perubahan itu pasti menakutkan siapa saja. Untuk mengatasi rasa takutnya, Haw menulis seperti ini di dinding kamarnya:  Apa yang akan anda lakukan apabila anda tidak takut? Tahu nggak, sebenarnya rasa takut itu ada baiknya juga loh buat siapa saja. Karena:

Saat anda merasa takut segala sesuatunya akan lebih buruk jika kita tidak berbuat sesuatu, itu dapat memacu kita untuk bertindak. Dan saat kita berhenti dari rasa takut, kita akan merasa lebih baik.

Nah.... inilah cerita bagaimana cara mudah untuk move on.
Ilustrasi yang sederhana, tulisan yang besar-besar, dan quotes yang bertaburan asli bikin buku ini nyaman dibaca kapan saja. Dan buat remaja ini buku yang rekomendasi jika ingin move on dalam berbagai situasi yang tidak enak.


Judul: Who Moved My Cheese, For Teens (cara yang menakjubkan untuk berubah dan menang)
Penulis: Spencer Johnseon, M.D

Penerbit: Eles Media Komputindo. (cetakan kedua 2004)
---------------------
tulisan ini diikut sertakan dalam tantangan #31hariberbagi cerita

5 komentar:

  1. Filosofinya bikin gregetan ya mbak... Move On, bertindak cepat menghadapi perubahan. Jadi suka deh sama tikus #eh!

    BalasHapus
  2. Wow, baca review nya langsung mupeng, cetak ulangnya maut, filosofi dari kisah tikusnya juga unik:-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ini cocok banget buat remaja loh... anakku aja suka banget

      Hapus
  3. ╔╦╦╦═╦╦╦╗╔╦╦╗
    ║║║║║║║║║║║║║
    ║║║║║║║║║╠╬╬╣
    ╚══╩═╩══╝╚╩╩╝
    ....inspiratif...

    BalasHapus

jadi, apa pendapatmu teman?

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...