#31haribikinresensi hari ke 3
Mari kita
jujur melihat diri kita sendiri. Karena hanya jika kita mau jujur dalam melihat
diri kita sendirilah maka kita akan menyadari bahwa sebenarnya ada 4 hal yang
kita miliki. Ke empatnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam diri
kita. Masing-masing senantiasa mencoba untuk tampil menonjol dan kemudian
mengendalikan diri kita dalam melakukan berbagai macam hal.
Menurut
Spencer Johnson, M.D; empat hal yang terdapat dalam setiap diri manusia dan
menjadi bagian yang saling berinteraksi dan berusaha untuk mempengaruhi
kehidupan kita, digambarkannya sebagai dua (2) ekor tikus yang lucu serta dua
(2) kurcaci. Mereka adalah Sniff, Scurry, Hem dan Haw.
Yup. Ini
adalah cerita Spencer Johnson tentang perjalanan para tikus dalam sebuah
labirin untuk mendapatkan dan memiliki sebuah keju, dalam cerita "Who
Moved My Cheese". Ini adalah salah satu buku yang saya amat rekomendasikan
untuk dimiliki, setidaknya dibaca oleh siapa saja yang ingin mengetahui
bagaimana menyikapi perubahan dalam hidup dan memenangkannya.
Saya
membaca buku ini sudah lama sekali dan langsung memutuskan bahwa ini adalah
salah satu buku pavorit saya. Aslinya, cerita tentang Cheese (Who Moved My
Cheese) telah dicetak selama satu juta Copy dalam waktu enam belas bulan
pertama dan lebih dari sepuluh juta eksemplar pada dua tahun berikutnya (asli
bikin aku mupeng... seandainya saja bukuku seperti ini nasibnya.. duh, semoga
ya Allah. Aamiin).
Sebelum
kita mulai membaca cerita ini, maka Spencer memberi penjelasan tentang
sifat-sifat yang dimiliki oleh ke empat tokoh utama dalam cerita tentang
Cheese-nya.
Sniff. Sniff adalah tikus yang mampu mencium
perubahan terlebih dahulu.
Scurry. Scurry adalah tikus yang mampu
bertindak dengan segera.
Hem. Hem adalah kurcaci yang menyangkal dan
menolak perubahan karena takut nantinya akan mengarah pada keadaan yang lebih
buruk.
Haw. Yang baru beradaptasi saat ia melihat
perubahan dapat mengarah pada sesuatu yang lebih baik.
Ke empat
makhluk ini hidup dalam sebuah labirin. Setiap hari, tikus dan kurcaci itu
menghabiskan waktu mereka di dalam labirin mencari cheese kegemaran mereka.
Tikus-tikus itu, Sniff dan Scurry, memiliki otak yang sederhana dan naluri yang
baik untuk mencari Cheese berlubang yang mereka sukai, seperti yang dilakukan
oleh tikus lainnya.
Sedangkan
kedua kurcaci, Hem dan Haw menggunakan otak mereka yang rumit, yang diisi oleh
banyak kepercayaan-kepercayaan dan emosi, untuk mencari cheese yang berbeda-bea
-Cheese dengan C besar. Yang mereka percaya akan membuat mereka merasa gembira
dan sukses.
Sekalipun
para tikus dan kurcaci itu berbeda sama sekali, mereka mempunyai kesamaan;
setiap pagi, mereka mengenakan pakaian jogging dan sepatu lari, meninggalkan
rumah kecil mereka dan berlomba menuju Labirin untuk mencari cheese kegemaran
mereka.
Labirin
tersebut terdiri atas lorong-lorong panjang dan memang di beberapa tempat
terdapat cheese yang lezat. Namun ada pula sudut-sudut gelap dan jalan tak
bertuan yang mengarah pada sesuatu yang
tak pasti. Akan mudah bagi siapa pun tersesat di sana.
Sementara
itu, bagi siapa yang telah menemukan jalan, Labirin itu memiliki
rahasia-rahasia yang dapat membuat hidup mereka menjadi lebih baik.
Para tikus,
Sniff dan Scurry, menggunakan metode trial dan error untuk menemukan cheese.
Mereka berlari ke sebuah lorong, dan apabila kosong, mereka berbalik dan
mencari lorong lain. Mereka mengingat lorong mana yang tidak menyimpan cheese
dan dengan cepat pindah ke daerah lain. Sniff akan mengendus mencari jejak Cheese
dengan menggunakan penciumannya yang tajam dan
Scurry akan langsung berlari. Mereka sering tersesat, sering mereka
berlari ke arah yang salah dan sering
menabrak tembok. Namun setelah itu mereka akan menemukan arah yang
tepat.
Sedangkan
para kurcaci, Hem dan Haw juga menggunakan kemampuan mereka untuk berpikir dan
belajar dari pengalaman mereka. Namun mereka bergantung pada otak mereka yang
kompleks untuk mengembangkan metode yang lebih hebat dalam menemukan Cheese.
Kadangkala mereka berhasil, namun di lain waktu kepercayaan dan emosi manusiawi
mereka yang kuat mengambil alih dan mengaburkan cara mereka melihat
permasalahan. Ini membuat hidup di dalam Labirin menjadi lebih rumit dan menantang.
Ke empat
makhluk ini akhirnya tahu bahwa Cheese yang mereka cari itu sebenarnya ada di
lorong Cheese Station C. Akhirnya, mereka berempat pun kompak mendatangi Cheese
Station C. Para tikus setiap pagi selalu datang dan mereka selalu mengendus,
mencakar dan dan memperhatikan perubahan yang terjadi. Itu sebabnya ketika
persediaan keju di Cheese Station C kian menipis dan lalu habis, para tikus
sudah mengetahuinya. Mereka segera mengendus tempat lain dan mulai mencari lagi
lorong yang menyediakan keju.
Sedangkan
para kurcaci, ketika melihat ada banyak sekali keju, mereka mulai merasa bahwa
mereka tidak perlu lagi bekerja keras mencari keju. Mereka pun menjadi lebih
santai, lebih lambat tiap paginya dalam perjalanan mencari tikus karena mereka
amat yakin bahwa keju yang ada di station C itu tidak akan pernah habis. Itu
sebabnya para kurcaci ini menjadi amat terkejut ketika suatu pagi mendapati
bahwa Cheese Station C ternyata habis. Mereka berdua benar-benar tidak siap
menerima keadaan ini. Mereka panik, meratap dan terus memikirkan kenapa bisa
habis kejunya. Mereka pulang ke rumah dalam kondisi marah dan kesal. Besoknya
setelah mereka pulang ke rumah dalam keadaan perut yang lapar, mereka datang
lagi ke Cheese Station C dan ternyata di sana tetap saja tidak ada keju sama
sekali. Akhirnya mereka mulai marah dan berprasangka buruk. "Mengapa
mereka melakukannya terhadapku?".. "Apa yang sebenarnya terjadi di
sini?"
Setelah
lama kelaparan, akhirnya Hem dan Haw mulai menyadari bahwa rekan mereka, Sniff
dan Scurry ternyata tidak pernah terlihat lagi datang ke Cheese Station C.
"Ngomong-ngomong, dimana Sniff dan Scurry? Apa mereka tahu sesuatu yang tidak kita ketahui?"Hem berkata sinis, "Apa yang mereka ketahui?"Hem melanjutkan, "Mereka cuma tikus. Mereka bereaksi atas apa yang terjadi. Kita kurcaci. Kita lebih pandai daripada tikus. Kita harus dapat mengetahui apa yang terjadi. ""Aku tahu kita lebih pandai," kata Haw, "tapi tampaknya kita tidak bertindak dengan lebih pintar saat ini. Segalanya telah berubah, Hem. Mungkin kita perlu berubah dan melakukan hal yang berbeda.""Mengapa kita harus berubah?" tanya Hem. "kita adalah kurcaci. Kita berbeda. Semua ini seharusnya tidak terjadi pada kita. Atau jika memang berubah, kita seharusnya mendapatkan keuntungan darinya.""Mengapa kita harus mendapatkan keuntungan?" tanya Haw."Karena kita berhak." Kata Hem tegas."Berhak atas apa?" Haw ingin tahu. (hal 23-24)
Tuh. Dialog
di atas jujur nih, aku jadi ingat diri kita sendiri yang sering terlalu merasa
nyaman dengan kondisi yang sekarang hingga akhirnya lupa bahwa semua yang kita
miliki saat ini sebenarnya tidak akan berlangsung selamanya.
Pendek
kata, akhirnya Hem dan Haw pun mengikuti jejak Sniff dan Scurry untuk segera
bergerak mencari keju baru karena perut mereka kian lapar.
"Kadang-kadang, Hem, semuanya berubah dan tidak akan pernah sama lagi. Ini sama seperti yang terjadi dulu. Inilah hidup! Hidup terus bergerak. Dan begitu pula kita seharusnya." (hal 31)
Tentu saja
bergerak melakukan sebuah perubahan itu pasti menakutkan siapa saja. Untuk
mengatasi rasa takutnya, Haw menulis seperti ini di dinding kamarnya: Apa yang akan anda lakukan apabila anda tidak
takut? Tahu nggak, sebenarnya rasa takut itu ada baiknya juga loh buat siapa
saja. Karena:
Saat anda merasa takut segala sesuatunya akan lebih buruk jika kita tidak berbuat sesuatu, itu dapat memacu kita untuk bertindak. Dan saat kita berhenti dari rasa takut, kita akan merasa lebih baik.
Nah....
inilah cerita bagaimana cara mudah untuk move on.
Ilustrasi
yang sederhana, tulisan yang besar-besar, dan quotes yang bertaburan asli bikin
buku ini nyaman dibaca kapan saja. Dan buat remaja ini buku yang rekomendasi
jika ingin move on dalam berbagai situasi yang tidak enak.
Judul: Who
Moved My Cheese, For Teens (cara yang menakjubkan untuk berubah dan menang)
Penulis:
Spencer Johnseon, M.D
Penerbit:
Eles Media Komputindo. (cetakan kedua 2004)
---------------------
tulisan ini diikut sertakan dalam tantangan #31hariberbagi cerita
Filosofinya bikin gregetan ya mbak... Move On, bertindak cepat menghadapi perubahan. Jadi suka deh sama tikus #eh!
BalasHapusiya benerrr
HapusWow, baca review nya langsung mupeng, cetak ulangnya maut, filosofi dari kisah tikusnya juga unik:-)
BalasHapusini cocok banget buat remaja loh... anakku aja suka banget
Hapus╔╦╦╦═╦╦╦╗╔╦╦╗
BalasHapus║║║║║║║║║║║║║
║║║║║║║║║╠╬╬╣
╚══╩═╩══╝╚╩╩╝
....inspiratif...