#31haribikinresensi hari ke 2
Siapa di antara kalian yang pernah melihat hantu?
Saranku sih: jangan pernah deh berharap untuk bisa melihat
penampakan hantu. Bener deh. Asli seram! Temanku ada yang mendapati dirinya
ternyata punya kemampuan bisa melihat penampakan hantu. Walhasil, dia menjadi
takut sendiri. Hidupnya jadi "terkadang" dicekam ketakutan. Bayangkan
saja jika malam-malam dia ingin minum, eh, nggak tahunya begitu keluar kamar di
sekitar meja makan ternyata ada wujud hantu-hantu yang sedang mengadakan
kenduri di seputar meja makan tempat gelas yang harus dia pakai berada. Tuh.
Jadi serba salah sendiri kan? Mau minum, waduh, nggak mungkin banget deh. Mau
batal minum dan kembali tidur, aahh.. dijamin dia pasti sudah nggak bisa tidur
lagi sampai pagi.
Nah, di novel yang berjudul "Ghost Stories" ini,
Charles Dicken bercerita tentang orang-orang yang dikaruniai kemampuan untuk
bisa melihat penampakan para hantu. (hayooo... jangan buru-buru batal baca
tulisan ini ya. Ini bukan tulisan horor kok. Sama seperti novel ini yang
ternyata... BUKAN NOVEL HOROR.
Ya. Aku kecele banget baca novel ini.
Jujur saja, pernah suatu hari, setelah aku bertemu dengan
sahabatku yang kebetulan bisa melihat penampakan makhluk dari dunia lain, aku
jadi penasaran dan pingin baca cerita horor (horor hantu ya, bukan horor
sadisme). Nah, di toko buku, kebetulan waktu itu novel Charles Dicken ini
diletakkan di meja deret "buku-buku terbaru". Wah. Dari judulnya, aku
langsung kepincut pingin beli. Malah, saking noraknya aku sampai memamerkan
buku yang baru kubeli ini pada teman-teman di sebuah group (group Be A Writer).
Beberapa teman ada yang langsung menulis mereka tidak mau mendengar laporan
bacaanku. Sementara yang lain ada yang jadi penasaran seseram apa novel ini.
Jadi, aku pun semakin semangat untuk membacanya.
Ada tiga cerita yang berbeda dalam novel ini. Jadi, bisa
dikatakan novel ini merupakan kumpulan dari tiga novelet. Yang pertama berjudul
"Kidung Natal", yang kedua berjudul "Anak yang memimpikan
Bintang" dan yang ketiga berjudul "Lelaki yang dihantui dan Penawaran
Sang Hantu". Ketiga judul tersebut, sama sekali tidak seram ya. Tapi isi ceritanya dong.... sama ternyata;
tidak seram juga.
Wuaaaaa.... Aku nyaris merasa "tertipu".
Jadi, dalam tiga cerita novellet tersebut, hantu-hantu yang
ada di ceritanya itu adalah hantu-hantu yang baik hati. Hanya saja, memang
penampakan hantu-hantu itu ya menyeramkan memang. Ya namanya juga hantu ya.
Hantu yang cantik itu ya Cuma si manis dari jembatan Ancol saja kukira. Hantu
yang lain sih... yaa... mau berharap apa
lagi coba?
Kenapa cerita di novel Horor Charles Dicken ini tidak seram?
Karena:
1. Charles Dicken terlalu banyak memberikan deskripsi pada
keterangan yang bukan keterangan utama dalam kalimat-kalimat panjangnya. Jadi,
kita sebagai pembaca jadi kehilangan moment seram. Bayangkan saja jika sebelum
masuk arena Rumah Hantu yang ada di taman bermain misalnya. Kita diminta untuk
mendengarkan dahulu pidato kenegaraan dari Presiden RI. Barulah setelah Bapak
Presiden membacakan paragraf terakhirnya, kereta yang kita naiki berjalan
perlahan memasuki lorong rumah hantu. Yaaa.... udah berani duluan kan kitanya.
Karena moment seramnya sudah keburu menguap gara-gara menyimak pidato
kenegaraan tersebut (duh, maaf ya bapak presiden, pinjem namanya sebentar).
2. Ternyata eh ternyata... hantu-hantunya ini tidak punya
niat untuk menyesatkan manusia.
3. Aku jadi sangsi; sebenarnya Charles Dicken itu pernah
melihat penampakan apa tidak sih? Sebab, dia menurutku gagal deh menegakkan
bulu remangku ketika mendeskripsikan hantunya (ih, sok tahu banget ya gue pake
ngasi kritik buat penulis legendaris terkenal sekaliber Charles Dicken. Maafin
aye ya om Charles).
Nah, dari ketiga novelet ini kisah yang paling aku suka
adalah kisah keduanya, yaitu Anak yang memimpikan bintang. Kisah ini asli manis
banget. Aku suka berat dengan cerita yang satu ini.
Ini cuplikannya yang
menurutku amat manis sekali penuturannya:
Dulu, hiduplah seorang
bocah lelaki yagn gemar berkelana dan merenungkan banyak hal. Bocah itu memliki
seorang adik perempuan yang selalu menemaninya. Dua anak itu selalu berkelana
dan mempertanyakan banyak hal sepanjang
waktu. Mereka mempertanyakan keelokan bunga-bunga di hutan; mereka bertanya-tanya tentang tinggi dan
birunya angkasa; mereka mempertanyakan kejernihan dan dalamnya riak sungai;
mereka mempertanyakan semua keagungan dan kekuasaan Tuhan Pencipta Alam
Semesta.
Kadang, mereka
bertanya kepada diri mereka; seandainya semua anak di seluruh jagad raya ini
mati, akankah bunga-bunga, sungai-sungai, dan langit akan bersedih? Mereka berdua
meyakini bahwa alam semesta akan menangis. Karena menurut mereka, kuncup-kuncup
di sela ranting adalah anak bunga, gemericik air yang merembes dari pegunungan
di hulu akan menjadi anak-anak sungai di hilir; dan kerlap kerlip titik kecil
yang bertebaran di langit malam, pastilah anak-anak bintang; mereka semua pasti
akan menangis ketka melihat teman bermain mereka, anak-anak manusia, mati (hal.
118).
Tuh. So sweet banget ya penuturannya. Inilah kelebihan yang
paling menonjol dari novel ini hingga membuatku memaafkan rasa tertipu karena
tidak mendapatkan suasana seram dan mencekam dari sebuah novel yang kukira
novel horor, karangan Charles Dicken.
Dan aku suka dengan petikan berikut yang berasal dari cerita
ketiga (Lelaki yang dihantui dan penawaran sang hantu):
Si Hantu yang sebenarnya hanyalah penjelmaan dari pikiran-pikiran kelamnya sendiri dan Milly adalah perwujudan dari kebijakannya sebagai manusia. (hal. 255)
Tuhan, jangan membuatku lupa. (256)
Judul Buku: Ghost Stories
Penulis: Charles Dickens
Penerbit: Wahyu Media
Tahun terbit: 2012
Jumlah halaman: 256
kalimat kutipannya manis ya, ternyata yang judulnya pake Ghost malah gak serem ya, sama kaya' film Ghost-nya Demi Moore dulu malah romantis abis n bikin nangis, hihi
BalasHapuswaahh... iya film ghost... itu masa keemasan demi more, dia cantik dan imutttt banget di film itu.
HapusSatu lagi film hantu yg girisnya minimum, dan menimbulkan empati maksimum. Film the other. Kasian si nichole kidman yg jadi hantu ke ge er an abis ngerasa dihantui manusia
BalasHapuseh... aku belon nonton... cari deh nanti dvdnya
Hapuskalao dibaca dari reviewnya mbak Ade, jdudul novelnya agak menipu ya mbak :)
BalasHapusiya.. menipu banget.. sama sekali gak seram ceritanya
HapusIndah yah kata-kata dari kutipannya ituh..
BalasHapussaya lebih suka cerita yang begini mbak, dikira serem ternyata nggak. Ngetwist brarti dong, (endingnya nggak terduga) #emangnya FF :D
nah.. masalahnya dari awal aku beli ini novel karena ngarepin nemu cerita seram.. hahaha... nggak tahunya nggak ketemu...
HapusTadi mau baca ragu. eeeeh saya suka kutipan ituuu. Bagus ya.
BalasHapusNgomong-ngomong di manxmouse juga ada bagian hantu yang nakut-nakuti Manx, tapi karena Manx nggak takut akhirnya ya gak jadi serem, gak jadi takut, karena ketakutan itu berasal dari pikiran. #mirip ya?
iya miripppp.. (buku Manx adalah next buku yang mau aku resensi ah)
Hapushehe, kebayang aja pas mau adegan seram malah dengerin pidato. qiqiqi. ga jadi takut, mba adeee :D
BalasHapus