Rabu, 02 Oktober 2013

Pacar Bule Bikin Kita Ngelakuin Free Seks?

#tantangan-31-hari-bikin-resensi-buku: hari Pertama

Kalau sedang jalan-jalan ke Mall atau tempat hiburan atau museum gitu, pernah gak ketemu sama bule alias orang-orang barat yang memiliki mata berwarna biru, kulit putih pucat, tinggi dan rambutnya pirang.. dan.. oh, satu lagi, hidungnya mancung? Penampilan mereka biasanya selalu terlihat menarik ya. Kayaknya, mereka pake apa aja pada akhirnya terlihat keren dan pantas-pantas saja. Beda dengan orang Indonesia, yang kalau salah kostum dikit malah jadi kelihatan norak dan lebay.


Nah, kalau lagi iseng nih, terus kita perhatikan si bule yang sering menggandeng perempuan Indonesia, percaya nggak sih jika dikatakan bahwa itu bule dan itu perempuan Indonesia yang sedang berpacaran murni hanya jalan bareng, atau paling jauh duduk dampingan nonton film bioskop aja? Ihh, kayaknya sih banyak yang nggak percaya deh. Pasti deh mikirnya gaya pacaran mereka udah jauhhhh banget alias udah tidur bareng. (iya, terus poin lo apa De nulis ginian? mm.... iya sih... gak ada poin penting. Cuma pingin nulis iseng aja gara-gara hari ini baru saja menyelesaikan baca novelnya Rina Suryakusuma yang judulnya Lukisan Keempat).

Aku lagi mencoba mempelajari gaya penulisan novel-novel Amore terbitan Gramedia ceritanya. Kali ini, santapan novel pertamaku adalah Lukisan Keempat-nya Rina Suryakusuma. Bercerita tentang Natasya Petra Rahadian, seorang perempuan Indonesia yang memiliki kecantikan yang sempurna dan beruntung diterima sebagai pramugari di sebuah maskapai penerbangan internasional paling bergengsi, Corissa Airlines.

Natasya memiliki tiga fase kehidupan, yang menjadi tiga lukisan kehidupan dalam kehidupan Natasya,  yang tanpa sadar telah membentuk kepribadiannya menjadi sosok yang sedikit trauma keputusan untuk menjalin cinta dengan lelaki. Natasya akhirnya bersumpah tidak tidak akan jatuh cinta lagi kecuali... dia menulis tiga buah syarat yang rasanya nyaris mustahil untuk terjadi. 

Hingga akhirnya Natasya bertemu dengan Craig Hayden, seorang penumpang Corissa Airlines yang amat menyebalkan. Jika Natasya begitu membenci Craig Hayden, dan ditambah dengan sumpahnya untuk tidak akan jatuh cinta lagi, maka sebaliknya Craig Hayden malah jatuh cinta pada Natasya dan bertekad untuk membuat Natasya bersedia menerima dia sebagai kekasihnya. Gimana caranya? Baca sendiri deh di novel ini.

Novelnya gak tebal kok. Ada 215 halaman. Jadi lumayan masuk ke dalam kantong saku celana panjang.
Oke. Ada beberapa kelemahan dalam novel ini nih menurutku. Yaitu:

1. Gambaran miskin-nya yang apa ya... nih.. baca sendiri deh:

"Bagaimana, Nat? Mau?""Tidak," geleng Natasya dingin."Daripada naik taksi," desak Edward. "Ayolah, Nat!""Tidak, terima kasih.!"Huh, jelas lebih mending naik taksi daripada naik X-Trail Edward itu.Natasya memang tidak bisa naik mobil kemana-mana seperti teman kuliahnya yang lain. Mobil keluarga mereka hanya satu. Itu pun hanya Livina. Dan sekarang mobil itu dipakai Mama untuk pergi ke kantor. Jelas Mama lebih penting dan lebih berhak naik mobil tersebut. Mama adalah sumber berkat di keluarga mereka. Kalau tidak ada Mama, Natasya dan Veracica tidak bakal bisa makan. (hal: 29)

2. Ini juga nih. Gambaran miskin yang terasa grenyem-grenyem gimana gitu. Baca sendiri ya:

Sepersepuluh gajinya ia persembahkan bagi Tuhan. Dan sebagian lainnya ia kirimkan untuk Mama. Buat tabungan Mama supaya bisa membeli mobil yang lebih bagus. Dulu Kijang mereka terpaksa digadaikan agar bisa membayar uang pangkal kuliah Natasya. Dengan sisa uang yang ada, untunglah Mama masih bisa membeli mobil kecil yang lebih murah untuk transportasi ke kantor. Ternyata, sampai batas waktunya pun Kijang itu tidak berhasil ditebus karena gaji Mama selalu habis untuk membiayai hidup dan sekolah Natasya dan Veracica.(hal 58)

Aku sampai menanyakan ke saudara saya, berapa harga mobil Kijang dan harga mobil Livina itu sebenarnya. hahahahha.
Nggak habis pikir aku, jika memang tidak mampu, kenapa harus maksa beli mobil sih? Kenapa gak naik kendaraan umum saja? Atau beli motor deh yang lebih mobil dan irit bahan bakar dan pasti lebih murah harganya? Ketika saya ceritakan hal ini pada saudara saya, saudara saya bilang,

"Itu tuh ibarat kata, kaya orang yang menggerutu karena setiap hari cuma bisa beli ayam KFC padahal dia maunya makan steak. Orang itu gak pernah tahu bahwa ayam tepung yang enak itu ada juga yang merek lain yang lebih murah selain KFC. Tapi, ayam KFC sendiri buat orang kebanyakan malah masuk makanan mewah jika dibeli setiap hari."

3. Itu hal yang terasa mengganjal di novel itu. Point berikutnya yang terasa mengganjal adalah, keberanian penulis untuk mendeskripsikan gaya pacaran a la barat. Duh. Ini nih yang bikin aku bikin judul resensi untuk novel ini rada-rada sotoy jadinya. Karena asli gaya pacarannya Natasya yang menganut faham "One Night Shoot " bikin aku deg degan membayangkan jika saja novel ini dibaca oleh para remaja kita. Nah loh. Terlebih ada penegasan tidak langsung di novel ini bahwa "kalau cinta, buktikan dong lewat elo rela ngelakuin keintiman lebih lanjut." (ini kesanku ketika baca novel ini)

Deg-degannya aku itu lalu aku redusir dengan logika, "Makanya jangan pacaran dengan Bule. Karena pacaran dengan Bule pasti deh ujung-ujungnya tidur bareng alias free seks." Ya, karena si pramugasi sempurna Natasya ini pacarnya bule terus. hehehe.

Sekarang hal-hal yang menarik dari novel ini ya.

Aku menggaris bawahi beberapa quotes yang ada di novel ini. Buatku ini menarik karena berani melawan arus yang beredar di masyarakat jaman sekarang (dimana makin banyak istri yang menggugat cerai suaminya):

"Nat, kalau kamu sudah setua Mama, kalau kamu sudah menikah cukup lama dengan seorang pria, dan kamu mengetahui suamimu dekat dengan wanita lain," Mama menggeleng lelah, "jangan langsung mendiamkannya. Jangan memberinya palang pintu. Jangan marah-marah atau menjawabnya dengan dingin dan angkuh. Ingat perkataan Mama hari ini. Kalau suatu saat suamimu selingkuh, tetaplah tersenyum. Tetaplah berhias. Tetaplah bersikap baik. Tetaplah tunjukkan rasa sayangmu padanya...." (hal 170)

"Biarpun mungkin hatimu terluka karena kegagalan cintamu pada seseorang, tapi percayalah pada Mama, rasa itu lebih berharga daripada ketika hatimu hampa. Tanpa mencintai, kamu tidak akan tersakiti, namun kamu juga tidak akan pernah bahagia. Apa artinya hidup kalau begitu, Nat?" (hal 172)

Selain itu, aku juga suka dengan gaya Rina yang menulis cerita novelnya dengan konflik yang sederhana tapi gak terasa dangkal. Aku juga suka dengan gambaran apa itu cowok macho di novel ini (aku satu selera sama penulis novel ini sepertinya untuk yang satu ini). Dan terakhir, aku juga suka karena tuturan kalimat di novel ini tidak jelimet-jelimet aja. Tidak puitis memang, juga tidak romantis, tapi kita bisa cukup menikmati setiap baris kalimatnya.


Sudah. Demikianlah resensi ini aku buat.
Judul: Lukisan Keempat
Penulis: Rina Suryakusuma
Penerbit: Gramedia (amore)
Tahun terbit: Februari 2010
Jumlah Halaman: 215 (belum termasuk judul dan keterangan penulis)
--------------
Penulis: Ade Anita


23 komentar:

  1. Balasan
    1. Iya yah.. tapi ya emang itu kesan yg aku dapat setelah baca novel ini sih

      Hapus
  2. hehehe.. definisi miskin gitu ya? yg nls ga prnh ngrasain hidup pas2an kali ya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah...emang..itu yang akhirnya singgah di kepalaku setelah baca novel ini.

      Hapus
  3. yang nulis kayaknya high class yaaa.. lebih high dari mba Ade :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waahhh... emang aku high? Tinggiku cuma 166 kok :D

      Hapus
  4. Wah, miskin banget ya mak.... kelasnya baru bisa makan KFC tiap hari padahal pengennya steak tiap hari..... ckckckck... kasihan.

    Bagus sekali jika kita mencermati sebuah cerita ketika membaca dan melihat sampai dimana definisi penulisnya tentang apa yg ditulisnya.
    Kalo saya sih ga percaya kalo pacaran dgn bule harus free seks. kalo itu, bule & pacarnya yg sudah "sakit". Pernah kok dipinang 1 bule beberapa kali, dan setelah terpaksa mengiyakan, dia super sopan. Malah lebih menghargai wanita daripada pria Indonesia "yg sakit". Pegang tangan saja ijin dulu. Apalagi yg lainnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dari awal aku bingung pas penulis nulis tokohnya miskin dibanding teman2 yang lain. Semiskin apa? Tapi karena patokannya mobil yaaa... berarti universitas dimana si tokoh kuliah bukan universitas negeri dimana kalangan tanpa mobil bisa santai berbaur dengan yg punya mobil kukira. Cuma di universitas kalangan atas aja yg gak punya mobil dengan harga di atas 200 juta bakal minder. Jadi..ya itulah perumpamaan yg pas utk kondisi miskin yg dimaksud oleh penulis kayaknya.

      Hapus
  5. hehe, iya, mba. aku pernah baca buku ini ga sampe kelar karena merinding liat deskripsi keintiman hubungan mereka. heuheu. ga minat ngelanjutin bbaca deh. :| klo definisi miskinnya aja begitu, gimana persepsi yang baca ya? aku ngerasa buku amore sepertinya memang ditujukan untuk kalangan high aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keputusan tepat Ila. Aku yang udah menikah aja gimana gitu rasanya..hahhahaha..untung aku dah nikah jadi bisa menghampiri suamiku.

      Hapus
  6. sy bosan baca novel yg seperti ini, namun jika ditemani secangkir kopi dan beberpa bungkus cemilan lain lagi ceritane.hihihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku malah sekarang lagi mempelajari penulisan novel genre ini.

      Hapus
  7. Owh, owh...
    Sebenarnya hal ini ada benarnya walau saya gak tahu kalau di luar sana ada yg pacaran dg bule dan gak ikutan alur free sex.

    Saya beberapa kali gagal pacaran dg bule krn saya say no to free sex dan lagi meski jelek2 begini saya menjunjung tinggi nilai agama dan adat timur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. eh... berarti bener ya kalau pacaran sama bule pasti ujungnya diajak buat tidur bareng? (*malah ngajak ngerumpi)

      Hapus
  8. Tadi ke sini sudah komen panjang, baru enter eeh laptop mendadak mati.

    Ngomong-ngomong mungkin itu miskinnya orang kaya ya Mbak.
    :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah.. itu dia... aku juga menyangkanya seperti itu sih. Jadi untuk kalangan orang kaya, cuma punya mobil Livina itu berarti miskin.

      Hapus
  9. kalo aku makan ayam ditempat seperti itu ujung2nya suka ngitung mbak, aku sering bikin sendiri ayam goreng tepung seperti itu harganya murah hehehe. Ya ampun kalo punya mobil kijang sih ukurannya bukan miskin kali ya :)

    BalasHapus
  10. klo menurut saya punya pacar bule atau dari ras manapun. semua kembali ke pribadi masing2. saya punya pacar bule dan dia sangat sopan dan menghargai saya. beberapa orang memang beranggapan kami pasti sudah melakukan freesex. tapi klo saya cuek saja, apapun kata orang, selama itu tidak membangun, saya memilih untuk menjadi budeg. hehehe..

    BalasHapus

jadi, apa pendapatmu teman?

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...