Selasa, 14 Januari 2014

#Resensi VI/2014: Kereta Terakhir (kumpulan cerpen)

Tahun 2011, Penerbit Leutikaprio mengadakan sebuah event dengan judul "SOULMATE WRITING BATTLE 2011". Jadi, dalam event lomba menulis ini, penulis harus mengajukan sebuah buku dimana buku tersebut ditulis berdua dengan teman sesama penulis lain. Masing-masing penulis harus menulis hal yang sama (tema yang sama) tapi dengan sudut pandang yang berbeda. Jadi, misalnya temanya tentang POLISI yang nangkep MALING, maka si A menulis dari sudut pandang Polisi ketika melakukan adegan penangkapan tersebut, dan si B menulis dari sudut pandang Maling ketika terjadi adegan penangkapan tersebut. Seru kan eventnya. Aku sempat ikut lomba ini. Sayangnya, aku kalah. Nah, buku ini adalah buku yang memenangkan event tersebut.




Kereta Terakhir adalah buku kumpulan cerpen. Seluruhnya ada 10 buah cerpen. Yaitu 5 buah cerpen dengan cerita dan tema yang sama, tapi ditulis dari sudut pandang yang berbeda sehingga totalnya menjadi 10 buah cerpen.

Pertanyaannya, jika ceritanya sama, temanya sama, bakalan membosankan dong jadinya buku ini? Kan berarti kita bakalan membaca dua buah cerpen yang cerita dan temanya sama? Apakah nanti tidak terjadi pengulangan-pengulangan konflik, tokoh, seting latar dan sebagainya yang sama persis?

Nah.. pertanyaan ini yang sempat hadir dalam benak saya ketika memulai membacanya. hehehe.. sebenarnya pertanyaan ini mencuat karena saya ingat rasa sakit akibat kekalahan dulu dalam lomba ini. (hahahahahaha, jadi bawaannya lebay akibat iri). Eh tapi ternyata, semua prasangka saya itu gugur sendirinya setelah membaca buku ini. Karena meski cerita-tema-tokoh-konflik-seting-nya semua sama, tapi buku ini bisa memunculkan sebuah cerita yang unik pada setiap cerpen-cerpennya. Sehingga, yang kita baca akhirnya bukan 5 cerpen gabungan, tapi memang 10 cerpen yang unik. Ya... lega rasanya karena ternyata pemenang lomba event menulis ini memang layak dikalungi predikat pemenang (belagu amat ya pernyataan saya iini..hahaha. abaikan)

Mengapa cerita yang tersaji bisa tampil berbeda? Karena, gaya menulis dua penulis dalam buku ini amat berbeda. Aida M.A sering memasukkan kalimat-kalimat ajaib yang nakal dan sedikit genit menurut saya. Idenya lincah dan itu mengasyikan sekali. Sedangkan Ragil Kuning cenderung serius dalam menuliskan kalimat-kalimatnya. Semua tutur kalimatnya tersaji dengan santun, hati-hati dan menghindari banyak persepsi yang tidak-tidak. Kombinasi Aida dan Ragil Kuning, akhirnya menjadi sesuatu yang klop. Mereka satu sama lain bisa saling bersinergi hingga menciptakan sebuah cerita yang unik.

Kereta Terakhir sendiri, diambil dari judul cerita pertama. Berkisah tentang pertemuan dua orang yang telah lama berpisah. Satu sama lain saling menanti pertemuan ini dengan pikirannya masing-masing. Kenangan demi kenangan yang meereka miliki tentang sosok yang akan mereka temui terus terukir dengan manis dan menciptakan aura debar pertemuan yang bakal terjadi. Cerpen yang tetap asyik untuk disimak meski konfliknya kurang kuat sekalipun.

Cerpen pavorit saya sendiri, sebenarnya adalah 2 cerpen terakhir, yaitu "Wanita di hati Abah" dan Belahan Jiwa". Dua cerpen ini sempat mengejutkan saya, karena penulis berani melawan main stream tentang poligami. Biasanya, penulis perempuan selalu menulis poligami dari sudut pandangnya yang dibalut dengan keinginan emosi "kalau bisa jangan pernah ada poligami di antara kita". Nah, salah satu cerpen pavorit saya ini, berani menulis dengan sudut pandang yang berbeda.

Lalu, kenapa kedua cerpen ini bisa jadi cerpen-cerpen pavorit saya? Karena.... saya benar-benar merasa panas dingin membaca cerpen-cerpen tersebut dan ketika akhirnya selesai membacanya, saya buru-buru menutup buku ini, menengok kiri kanan, lalu buru-buru menyembunyikan buku ini. hahahahahha. Khawatir dengan ide dalam cerpen ini yang takutnya menulari orang lain yang membacanya (baca: suamiku tercintah).



Judul buku: Kereta Terakhir
Penulis: Aida M. Affandi dan Ragil Kuning
Pemerhati aksara: Denieka
Penerbit: Leutikaprio, Februari 2012
Fisik buku: 13x19 cm, 124 halaman

1 komentar:

jadi, apa pendapatmu teman?

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...